Fotografi berarti "menggambar dengan cahaya". Dan itu artinya bahwa
esensi dari fotografi adalah memahami faktor pencahayaan dan efeknya
pada foto yang dihasilkan. Keseimbangan antara highlight dan shadow merupakan salah satu efek yang timbul dari pengaturan pencahayaan.
Secara prinsip, terdapat 2 cara pencahayaan pada fotografi:
(1) Available lighting (ambient)
adalah pemotretan dengan memanfaatkan cahaya yang tersedia, baik natural light maupun room light,
(2) Artificial lighting
adalah pemotretan dengan menggunakan sumber cahaya yang sengaja ditambahkan seperti penggunaan flash, strobist, studio light, dan alat-alat pendukung lainnya.
Saya baru saja menemukan sebuah situs menarik yang memberikan penjelasan mengenai tips & teknik lighting ini, silakan klik:
Tutorial Lighting Photography
Selamat belajar & praktek :-)
perkenalan photographer | 01.54 |
Filed under:
|
Para penggemar fotografi akhir-akhir ini memiliki semakin
banyak pilihan gear. Jika sebelumnya,
telah ada 3 kategori kamera digital, yaitu:
- Kamera kompak / poket: kamera dengan sensor kecil , lensa yang telah menyatu dalam satu system dan kemampuan setting terbatas
- Kamera DSLR: kamera dengan sensor besar, keleluasaan setting, dan pilihan berbagai ukuran lensa sesuai kebutuhn (interchangeable lens)
- Kamera prosumer: kamera kompak dengan lensa super-zoom dan keleluasaan setting yang hamper setara DSLR (baca blog: Kamera Prosumer )
Sejak tahun 2008, dunia kamera digital dimeriahkan dengan
keluarga baru yang dikenal dengan sebutan mirrorless
camera. Keluarga ini memiliki system dan cara kerja yang mirip dengan
sebuah DSLR, lengkap dengan kemampuan untuk berganti lensa (interchangeable lens) kecuali pada satu
komponen, yaitu tidak adanya reflective mirror
yang memantulkan cahaya dari lensa ke viewfinder.
Hilangnya komponen mirror
menyebabkan tidak adanya optical
viewfinder (digantikan oleh electronic
viewfinder) dan memungkinkan body kamera menjadi lebih tipis daripada DSLR.
Hasilnya adalah kamera-kamera dengan body seukuran kamera kompak (poket) dengan
“mata” yang besar. Populasi kamera yang ditandai dengan munculnya Olympus PEN ini
telah menjadi semakin padat dengan produk-produk:
- Olympus PEN series PEN-EPM1
- Panasonic G series GX1
- Samasung NX series NX200
- Sony NEX series NEX7
- Ricoh GX series GXR-A12
- Pentax Q series Q
- Nikon 1 series V1
Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih
kamera mirrorless ini?
(1)
Desain dan interface
Kamera-kamera mirrorless pada umumnya memiliki desain yang kompak dengan sedikit
variasi pada dimensi body-nya, namun memiliki berbagai variasi pada
tombol-tombol yang berfungsi sebagai interface
antara kamera dan user.
Olympus PEN dan Panasonic G merupakan 2
seri yang memiliki cukup banyak tombol interface
(terasa lebih mirip DSLR) sedangkan
Sony NEX mengandalkan internal menu
dan touchscreen (terasa seperti
kamera kompak) .
(2)
Ukuran
sensor
Ukuran sensor kamera mirrorless pada umumnya lebih besar daripada yang dipakai pada
kamera kompak, namun pada umumnya lebih kecil daripada DSLR. Ini akan
berpengaruh pada kemampuannya memotret dalam kondisi lowlight (high ISO).
Kamera-kamera dengan sensor yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk menekan noise pada kondisi lowlight.
Berdasarkan urutan ukuran sensornya Sony
NEX, Ricoh GX dan Samsung NX memiliki sensor besar dengan ukuran APS-C, disusul Olympus PEN dan Panasonic
G dengan sensor 4/3, diikuti oleh Nikon 1 dengan sensor CX dan ditutup oleh
Pentax Q dengan ukuran sensor 1/2.3” (setara poket dan prosumer)
(3)
Pilihan setting
Kamera-kamera mirrorless memiliki pilihan setting yang setara dengan DSLR entry level hingga enthusiast, dengan bonus berbagai macam art-filter dan olah digital on-board.
(4)
Fitur
Beberapa seri Olympus PEN dan Panasonic G
memiliki image stabilizer. Rata-rata
kamera mirrorless sudah dilengkapi
dengan face-detection. Nikon 1
memiliki kemampuan autofocus dengan phase-detect
maupun contrast-detect.
(5)
Pilihan lensa
Olympus PEN sebagai pelopor keluarga ini
memiliki pilihan lensa paling banyak karena dapat menggunakan lensa-lensa
dengan mount 4/3 yang digunakan oleh keluarga DSLR Olympus E. Dengan
sendirinya, lensa-lensa tersebut dapat digunakan pula oleh Panasonic G. Kamera-kamera
mirrorless lainnya mengandalkan
berbagai macam lens adapter untuk
dapat menggunakan berbagai lensa. Kombinasi lensa manual jadul dengan body mirrorless dapat diakomodasi dengan
menggunakan adapter M42.
(6)
Aksesoris
Aksesoris tambahan pada kamera mirrorless tidaklah sebanyak pada kamera
DSLR. Aksesoris yang bias ditambahkan di antaranya adalah flash, GPS, electronic viewfinder. Beberapa jenis
kamera mirrorless tidak menyediakan
port untuk aksesoris tambahan.
Kombinasi dari dimensi yang kompak, setting yang leluasa,
dan kebebasan memilih lensa terdengar sebagai ramuan ideal bagi para fotografer.
Apakah ini berarti bahwa era DSLR telah berakhir?
Untuk saat ini, jawabannya adalah “tidak” … atau mungkin “belum”.
Setidaknya ada 2 faktor yang masih menjadi penghalang bagi kamera mirrorless, yaitu:
- Ukuran sensor yang – pada umumnya – kecil, sehingga foto yang dihasilkan pada kondisi lowlight (high ISO) masih kalah dari DSLR
- Keterbatasan fitur dan aksesoris yang masih belum selengkap DSLR
Di samping berbagai keterbatasan lain dalam hal performance
dan fitur. Namun demikian, kamera-kamera mirrorless
ini juga mamiliki kelebihan yang
akan sangat menguntungkan jika dimanfaatkan dengan tepat sebagaimana pengalaman
kawan saya yang ditulis dalam catatan di http://www.blibli.com/camera-promo/review.html
Selanjutnya …. Terserah Anda :-D
Bacaan lebih lanjut:
http://www.popularmechanics.com/technology/gadgets/reviews/mirrorless-camera-comparison-test#slide-1
http://www.digitalcamera-hq.com/search/mirrorless
Jumat, 16 Desember 2011
Minggu, 11 Desember 2011
Menentukan Shutter Speed
Pemilihan shutter speed akan menentukan hasil & efek yang muncul pada foto. Beberapaefek yang dapat muncul dari pemilihan shutter speed di antaranya:(1) Freezing
Adalah efek yang menyebabkan obyek bergerak tampak tajam dan seakan-akan "membeku" dalam foto. Efek ini diperoleh dengan menggunakan shutter speed tinggi pada obyek yang bergerak, misalnya pada foto burung berikut ini:
(foto dari http://aaronwarias.wordpress.com/
Efek ini juga bisa digunakan untuk foto olahraga atau foto anak seperti foto berikut:
Untuk melakukan freezing, shutter speed harus diset cukup tinggi agar dapat mengimbangi atau melampaui kecepatan gerak obyek. Shutter speed yang disarankan biasanya 1/500 s atau lebih cepat.
(2) Panning
Adalah efek yang menyebabkan obyek tampak jelas dengan latar belakang blur. Foto ini diperoleh dengan menggunakan shutter speed sedang sampai lambat (1/100 s atau lebih lambat) dan menggerakkan kamera searah dengan gerakan obyek.
Contoh foto sebagai berikut:
(3) Motion blur
Adalah efek yang timbul karena gerakan ebagian obyek dalam foto. Efek ini diperoleh dengan menggunakan shutter speed sedang sampai lambat (1/100 s atau lebih lambat) dan mengunci fokus pada satu obyek diam.
Contoh fotonya sebagai berikut:
(4) Trace of light
Adalah efek yang ditimbulkan akibat penggunaan shutter speed lambat (1 s atau lebih lambat) sehingga meninggalkan jejak gerakan cahaya pada foto. Contohnya seperti pada foto berikut:
Kreativitas footografer akan dapat menghasilkan lebih banyak lagi efek-efek menarik dari pemilihan shutter speed.
ketepatan pemilihan shutterspeed juga akan mempengaruhi ketajaman gambar. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan shutter speed di antaranya:
(1) Gerakan obyek
Shutter speed harus dapat mengimbangi atau melebihi kecepatan gerak obyek agar diperoleh foto obyek yang tajam
(2) Jarak fokus lensa
Untuk menjamin ketajaman gambar, sebaiknya digunakan shutter speed minimal 1.5x jarak fokus lensa. Jadi jika menggunakan lensa 50 mm, sebaiknya gunakan shutter speed lebih cepat daripada 1/75 s. Lensa 300 mm sebaiknya menggunakan shutter speed 1/450 s atau lebih cepat ,,, dan seterusnya
(3) Batas kestabilan pribadi
Setiap fotografer sebaiknya mengenali seberapa stabil pegangannya pada kamera. Dengan lensa standar 50 mm, beberapa fotografer dapat memperoleh foto yg tajam pada speed 1/30 s. Jika menggunakan kecepatan lebih lambat dari itu, sebaiknya gunakan alat bantu seperti monopod atau tripod.
Silakan dipraktekkan :-)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
© 2008 photography di batam
Design by Templates4all
Converted to Blogger Template by BloggerTricks.com
0 komentar:
Posting Komentar